Pertarungan Sengit Xiao Yan vs Gu Yao di BTTH Episode 150

Episode ke-150 Battle Through The Heavens menghadirkan ketegangan puncak dalam ritual pengujian bloodline keluarga Gu. Saat pengujian, Gu Yao, salah satu jenias keluarga, mengejutkan semua orang dengan konsentrasi garis darah "Di" yang sangat padat. Prestasi ini memberinya hak istimewa: menantang siapa pun peserta yang ia inginkan.
Tanpa ragu, Gu Yao menunjuk Xiao Yan. Ketidaksukaan tersembunyi para pemuda keluarga Gu terhadap Xiao Yan, yang telah "merebut" perhatian Xun'er, kini menemukan saluran melalui tantangan resmi Gu Yao. Xun'er sendiri langsung murka mendengar tantangan itu, namun Xiao Yan dengan tenang mencegahnya dan menerima tantangan tersebut.
Duel Sengit: Xiao Yan Menghadapi Keunggulan Gu Yao
Menerima tantangan Gu Yao, Xiao Yan tampak jauh lebih santai dibanding Xun'er yang nyaris menyerang. Kebencian para pemuda keluarga Gu terhadap Xiao Yan memang berakar pada pilihan hati Xun'er. Gu Yao sendiri merupakan salah satu kandidat terkuat yang dianggap paling berpotensi menikahi Xun'er di keluarga Gu. Ia bahkan pernah menyatakan niatnya, namun ditolak tegas oleh Xun'er. Tantangan ini jelas bukan sekadar ujian kekuatan, tapi juga unjuk kebencian dan kecemburuan.

Dari segi tingkat kekuatan, pertarungan ini tampak timpang. Gu Yao berada di puncak Dou Zun Bintang 8, didukung cadangan Dou Qi yang sangat besar. Sementara itu, Xiao Yan "hanya" berada di tingkat Dou Zun Bintang 5. Perbedaan dalam ranah kultivasi mereka ini sangat signifikan, dan pada awalnya, Gu Yao berhasil mendominasi, memojokkan Xiao Yan dengan serangannya yang bertubi-tubi.
Menyadari ketimpangan kekuatan, Xiao Yan tidak tinggal diam. Ia mengaktifkan teknik rahasianya, Perubahan 3 Api Misterius, untuk meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Setelah itu, ia melepaskan jurus andalannya, Api Astrak Bumi. Namun, serangan kuat ini ternyata gagal melukai Gu Yao secara berarti, menunjukkan betapa tangguh pertahanan lawannya.

Gu Yao membalas dengan serangan mematikan. Beberapa tekniknya berhasil menghantam Xiao Yan dan mengakibatkan luka parah. Bukan sekali, melainkan beberapa kali, zirah Sisik Naga pemberian Zi Yan menyelamatkan nyawa Xiao Yan dari serangan-serangan mematikan Gu Yao. Tanpa perlindungan luar biasa itu, Xiao Yan mungkin sudah tewas.
Melihat Xiao Yan masih bertahan, Gu Yao memutuskan mengakhiri pertarungan. Ia mengerahkan teknik pamungkasnya yang mengerikan: Pelahap Langit dan Bumi. Teknik ini menciptakan energi pemusnah yang siap melahap segalanya. Menghadapi ancaman terbesar ini, Xiao Yan membalas dengan jurus tingkat tingginya 5 Cincin Api Kosmik. Gu Yao langsung menyusul dengan serangan kedua, Jari Kehancuran Besar.
Teknik Xiao Yan kalah kuat menghadapi kombinasi serangan Gu Yao. 5 Cincin Api Kosmik akhirnya hancur, dan Jari Kehancuran Besar melesat tak terbendung menuju Xiao Yan yang sudah terpojok. Saat semua mengira pertarungan usai, Xiao Yan menunjukkan kartu as terakhirnya.
Intervensi Tong Xuan dan Duel yang Antiklimaks
Siapa sangka, di detik-detik genting itu, Xiao Yan melepaskan teknik pamungkasnya, Teratai Api Kemarahan Buddha. Teknik pamungkas baru ini melesat dengan kekuatan yang mencengangkan. Dengan mudahnya, teknik Xiao Yan menghancurkan Jari Kehancuran Besar Gu Yao dan menyebabkannya mengalami luka dalam.
Namun, klimaks belum benar-benar terjadi. Teratai Api Kemarahan Buddha yang telah dilepaskan Xiao Yan tidak berhenti. Ia terus bergerak mendekati Gu Yao yang terluka dan tak berdaya, siap meledak dengan kekuatan yang jelas akan menghancurkan Gu Yao sepenuhnya. Maut mengintai Gu Yao.
Tepat sebelum ledakan mematikan itu terjadi, seorang sosok misterius tiba-tiba muncul di arena. Dengan tenang dan mudah, ia menekan Teratai Api Kemarahan Buddha milik Xiao Yan, meredam ledakan kedua yang mengerikan itu. Sosok itu adalah Tong Xuan, salah seorang tetua (elder) dari Klan Gu.

Kemampuan Tong Xuan meredam teknik pamungkas Xiao Yan dengan begitu mudah menunjukkan tingkat kultivasinya yang sangat tinggi. Benar saja, terungkap bahwa Tong Xuan adalah seorang Ban Sheng, setengah langkah menuju tingkat Saint. Campur tangannya ini secara tiba-tiba mengubah alur pertarungan yang sedang memuncak menjadi sangat antiklimaks.
Tong Xuan tahu pasti bahwa Gu Yao akan tewas jika Teratai Api Kemarahan Buddha itu meledak. Xiao Yan telah memadatkan kekuatan luar biasa dalam teknik itu, menggabungkan 4 Api Surgawi dan Api Transformasi. Kekuatan terkonsentrasi itu bahkan mampu membunuh seorang Dou Zun Puncak sekalipun. Kehilangan seorang jenius seperti Gu Yao, yang memiliki konsentrasi darah "Di" tinggi, tentu merupakan kerugian besar yang tak bisa diterima oleh Klan Gu.
Campur tangan Tong Xuan mengakhiri duel yang seharusnya mencapai puncaknya dengan kemenangan telak Xiao Yan. Meski nyaris membunuh Gu Yao, Xiao Yan dihentikan oleh kekuatan yang jauh melampauinya. Duel ini berakhir tanpa pemenang yang jelas, namun meninggalkan bukti tak terbantahkan tentang potensi mengerikan Xiao Yan.